Coklat Tempe COY


Coklat Tempe COY merupakan Produk Inovasi Olahan Coklat .
Mediterranean-breakfast-quinoa.
Coklat Tempe Coy dibuat dengan 100% coklat murni berkualitas tinggi dan tempe yang berasal dari kedelai pilihan. 

Rasa Tempe yang bercampur dengan Coklat menciptakan pengalaman unik dibandingkan produk Coklat lainnya. Saat menggigit tempe yang dicampur coklat, terasa renyah, gurih, dan lezat. 

Ukuran Coklat Tempe yang kecil sangat nikmat untuk dinikmati saat bersantai dengan keluarga sambil menonton televisi atau berkemah di akhir pekan. Selain lezat, harga Coklat Tempe juga ramah di kantong. 

Varian Coklat Tempe COY 

  • Rasa Vanila 

  • Rasa Jeruk 

  • Rasa Frutilla 

Adapun Harga Coklat Tempe COY
How-to-roast-spaghetti-squash.
  • PerBuah            Rp 750,00
  • Kotak Kecil      RP 4.000,00
  • Kotak Besar     Rp 20.000,00
Mantap!




COKLAT TEMPE DI MALANG


COKLAT TEMPE DI MALANG

Berawal dari keinginannya untuk membuat produk yang unik khas Malang, Yoga Surya Pratama (21) mencoba berkreasi di bidang kuliner dengan menciptakan coklat tempe.
Iron-rich-foods-and-anemia-management.
Setelah dua minggu tidak berhasil belajar meracik coklat secara mandiri. Saat ini, dengan 5 produk coklat tempe unggulan, ia mampu menghasilkan Rp 15 juta setiap bulan. 

"Belum pernah ikut kursus coklat, ketika berhasil membuat coklat tempe pedas dan dijual melalui facebook, permintaan mulai meningkat." "Akhirnya saya sukses menciptakan 5 jenis produk," ungkap lulusan SMKN 6 Kota Malang ini. 

Sedekah-ekstrim-membawa-manfaat-luar.
Hasil kreasi kuliner Yoga diungkapkan kepada Surya saat mengisi stan di Malang Chocolate Festival. Mantap!


HOW TO MAKE TEMPE COKLAT



HOW TO MAKE TEMPE COKLAT

Mendengar istilah coklat, muncul bayangan permen manis dan minuman coklat yang menyegarkan serta menggugah selera. Akan tetapi, sejatinya coklat berasal dari buah biji tanaman kakao yang memiliki rasa pahit. Kata dasar coklat berasal dari bahasa suku Aztec xocolatl yang berarti air yang pahit. Untuk mendapatkan rasa manis, coklat bisa dicampurkan dengan susu atau gula. 

Saat ini hampir semua orang, dari beragam usia, jeniskelamin, maupun suku, menyukai komoditas ini. Bahkan beberapa orang berpendapat bahwa mengonsumsi coklat dapat membantu mengurangi stres, asalkan dikonsumsi dengan jumlah yang sewajarnya. 

Cokelat juga telah banyak dipadukan dengan berbagai bahan makanan lain. Namun Yoga Surya Pratama, 21, menciptakan coklat yang dicampurkan dengan tempe. “Malang dikenal dengan tempenya, untuk itu akan menjadi istimewa jika tempe diolah menjadi coklat, sehingga tempe menjadi hidangan yang lebih berkualitas,” kata Yoga dalam acara “Malang Chocolate Festival”, yang diselenggarakan di Taman Krida Budaya Jawa Timur, Jl Soekarno-Hatta Kota Malang. 

Yoga adalah salah satu dari 42 peserta festival coklat yang menarik perhatian para pengunjung. Ia mengungkapkan bahwa ia memulai membuat coklat tempe karena kecintaannya terhadap coklat dan telah mencoba sejak tahun 2011, dengan modal sendiri. "Tentu saja tidak langsung sukses, melalui usaha yang terus-menerus dan kerja keras, akhirnya tempe coklat yang diinginkan bisa juga dibuat," jelas alumnus SMKN 6 Kota Malang ini. 


Produk yang dihasilkan sebenarnya mirip dengan salah satu produk coklat yang mengandung biji mente. “Namun, rasa coklat tempe belum banyak tersedia di pasaran,” tambahnya. Prosesnya mudah, tempe diolah dengan menggoreng kemudian divakum agar minyaknya tersisa sedikit, sehingga coklatnya tidak bau apek karena minyak. 

Ia memproduksi coklat ini mulai dari pelumeran, pencampuran, pencetakan hingga pengemasan di rumahnya di daerah Sawojajar Kota Malang bersama Ibunya dan seorang asisten. “Namun kini sudah ada dukungan dari beberapa teman, sehingga saya menamai produk ini Chocolate de Konco,” ujarnya. Dari campurannya, terdapat empat variasi rasa coklat tempe yang telah diciptakan, yaitu 

susu (milk), spicy, 

apel, 

berry with a red hue 

dan coklat susu (milk chocolate) serta rasa 

edamame (kedelai Jepang) yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. 

Setelah hampir empat tahun berjalan, usaha ini akhirnya mulai menunjukkan hasil. Dengan menggunakan pemasaran melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook, pesanan pun datang tidak hanya dari Malang tetapi juga hingga Banjarmasin. 

Coklat ini tersedia dengan harga Rp. 7.000 sampai Rp. Sepuluh ribu per batang. Dalam sebulan, Yoga mengklaim bisa menjual sekitar 2.000 sampai 2.500 batang coklat. 

Salah satu perusahaan juga telah memperhatikan produknya untuk didistribusikan ke beberapa retail. Namun masih dalam proses negosiasi,” ujarnya. 

Sebillion-keajaiban-sedekah. 

Festival Coklat yang diadakan di Malang ini dapat dianggap sebagai yang terbesar dan pertama di wilayah Malang Raya. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung yang hadir, terutama pada sore hingga malam hari. “Kami telah menjual habis 2.000 tiket masuk yang disediakan,” kata Atik Ika, salah satu panitia kepada Tugumalangnews.com. Ika menyatakan bahwa acara seperti ini sudah pernah berlangsung, tetapi jumlah pesertanya sedikit dan cakupannya hanya terbatas di dalam kampus. 

Festival ini menyajikan berbagai stan yang menawarkan variasi produk olahan coklat. Peserta yang terlibat rata-rata merupakan pelaku UKM yang berasal tidak hanya dari Malang, tetapi juga dari berbagai kota di Jawa Timur seperti Surabaya, Kediri, dan Mojokerto, bahkan hingga Jogjakarta. Keren! 




Olahan Tempe Coklat, Kini Telah Sampai ke Jepang


Olahan Tempe Coklat, Kini Telah Sampai ke Jepang

 Tempe ternyata tak hanya biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia untuk lauk atau olahan camilan yang biasa selama ini ada di pasaran. Makanan yang terbuat dari kedelai dan kaya akan protein nabati tersebut ternyata juga dapat dikombinasikan dengan jenis makanan modern lainnya.
Iron-rich-foods-for-vegetarians-and.
Seperti yang dilakukan Endah Kurnianingsih dari Kota Depok. Ia  mampu memadukan tempe dengan coklat sehingga menjadi sajian yang sangat enak.

“Saya kasih nama Pechok alias tempe coklat, rasanya juga enak,” kata Endah saat ditemui di kediamanya di daerah Sawangan, Depok..

Sebelumnya ia memproduksi coklat karakter. Namun karyawan yang dilatihnya tidak mampu membuat detail-detail pada coklat karakter. Hal ini membuat Endah harus berpikir ulang untuk membuat produk baru. “Saya launching Pechok 19 Februari 2014,” lanjut Endah.

Keinginan Endah untuk memberdayakan masyarakat sekitar menuntunnya menemukan produk Pechok. Dia ingin mencocokan makanan khas Indonesia dengan coklat. “Siapa sih disini yang tidak mengenal tempe, tapi saya ingin tempe dengan tampilan yang keren,” ujar Endah.

Dalam perjalanan menggeluti usaha Pechok, Endah melakukan percobaan produksi selama 2 bulan. Ia selalu berimajinasi bahwa tempe dapat renyah seperti wafer.  “Akhirnya saya menemukan formulanya, saya bikin tempe sendiri,” tegas Endah.

Pechok Endah juga memperoleh reaksi yang baik dari masyarakat. Selain terdaftar sebagai oleh-oleh khas Depok, banyak pula yang menjadi reseller Pechok. Sebuah kotak Pechok dengan berat 75 gram dijual seharga Rp15 ribu. “Alhamdulillah telah tiba di Jepang, kebetulan yang belajar di Jepang ingin membawa souvenirs khas Indonesia,” jelas Endah. Saat ini Endah memiliki 4 karyawan yang bekerja. Dalam sebulan, Endah biasanya memproduksi 1.000 kotak, tetapi pernah mencapai angka 4.000 kotak saat kondisi ramai. Pechok ini dapat bertahan sampai 6 bulan tanpa menggunakan bahan pengawet. “Saya percaya bahwa produk di Depok berkualitas, namun kemasannya masih perlu diperbaiki,” tambah Endah. Dia berpendapat bahwa pelaku usaha masih kurang terbiasa dalam mengemas makanan dengan baik. Karena itu, Endah terus memperbaiki kemasan produknya agar dapat menarik minat pelanggan. “Bagi pasar atau konsumen, pelaku usaha harus terbiasa menyajikan produk mereka dengan cara yang menarik,” ujarnya