HOW TO MAKE TEMPE COKLAT



HOW TO MAKE TEMPE COKLAT

Mendengar istilah coklat, muncul bayangan permen manis dan minuman coklat yang menyegarkan serta menggugah selera. Akan tetapi, sejatinya coklat berasal dari buah biji tanaman kakao yang memiliki rasa pahit. Kata dasar coklat berasal dari bahasa suku Aztec xocolatl yang berarti air yang pahit. Untuk mendapatkan rasa manis, coklat bisa dicampurkan dengan susu atau gula. 

Saat ini hampir semua orang, dari beragam usia, jeniskelamin, maupun suku, menyukai komoditas ini. Bahkan beberapa orang berpendapat bahwa mengonsumsi coklat dapat membantu mengurangi stres, asalkan dikonsumsi dengan jumlah yang sewajarnya. 

Cokelat juga telah banyak dipadukan dengan berbagai bahan makanan lain. Namun Yoga Surya Pratama, 21, menciptakan coklat yang dicampurkan dengan tempe. “Malang dikenal dengan tempenya, untuk itu akan menjadi istimewa jika tempe diolah menjadi coklat, sehingga tempe menjadi hidangan yang lebih berkualitas,” kata Yoga dalam acara “Malang Chocolate Festival”, yang diselenggarakan di Taman Krida Budaya Jawa Timur, Jl Soekarno-Hatta Kota Malang. 

Yoga adalah salah satu dari 42 peserta festival coklat yang menarik perhatian para pengunjung. Ia mengungkapkan bahwa ia memulai membuat coklat tempe karena kecintaannya terhadap coklat dan telah mencoba sejak tahun 2011, dengan modal sendiri. "Tentu saja tidak langsung sukses, melalui usaha yang terus-menerus dan kerja keras, akhirnya tempe coklat yang diinginkan bisa juga dibuat," jelas alumnus SMKN 6 Kota Malang ini. 


Produk yang dihasilkan sebenarnya mirip dengan salah satu produk coklat yang mengandung biji mente. “Namun, rasa coklat tempe belum banyak tersedia di pasaran,” tambahnya. Prosesnya mudah, tempe diolah dengan menggoreng kemudian divakum agar minyaknya tersisa sedikit, sehingga coklatnya tidak bau apek karena minyak. 

Ia memproduksi coklat ini mulai dari pelumeran, pencampuran, pencetakan hingga pengemasan di rumahnya di daerah Sawojajar Kota Malang bersama Ibunya dan seorang asisten. “Namun kini sudah ada dukungan dari beberapa teman, sehingga saya menamai produk ini Chocolate de Konco,” ujarnya. Dari campurannya, terdapat empat variasi rasa coklat tempe yang telah diciptakan, yaitu 

susu (milk), spicy, 

apel, 

berry with a red hue 

dan coklat susu (milk chocolate) serta rasa 

edamame (kedelai Jepang) yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. 

Setelah hampir empat tahun berjalan, usaha ini akhirnya mulai menunjukkan hasil. Dengan menggunakan pemasaran melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook, pesanan pun datang tidak hanya dari Malang tetapi juga hingga Banjarmasin. 

Coklat ini tersedia dengan harga Rp. 7.000 sampai Rp. Sepuluh ribu per batang. Dalam sebulan, Yoga mengklaim bisa menjual sekitar 2.000 sampai 2.500 batang coklat. 

Salah satu perusahaan juga telah memperhatikan produknya untuk didistribusikan ke beberapa retail. Namun masih dalam proses negosiasi,” ujarnya. 

Sebillion-keajaiban-sedekah. 

Festival Coklat yang diadakan di Malang ini dapat dianggap sebagai yang terbesar dan pertama di wilayah Malang Raya. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung yang hadir, terutama pada sore hingga malam hari. “Kami telah menjual habis 2.000 tiket masuk yang disediakan,” kata Atik Ika, salah satu panitia kepada Tugumalangnews.com. Ika menyatakan bahwa acara seperti ini sudah pernah berlangsung, tetapi jumlah pesertanya sedikit dan cakupannya hanya terbatas di dalam kampus. 

Festival ini menyajikan berbagai stan yang menawarkan variasi produk olahan coklat. Peserta yang terlibat rata-rata merupakan pelaku UKM yang berasal tidak hanya dari Malang, tetapi juga dari berbagai kota di Jawa Timur seperti Surabaya, Kediri, dan Mojokerto, bahkan hingga Jogjakarta. Keren! 




No comments:

Post a Comment